Sebagai umat muslim, penting sekali bagi kamu untuk mengetahui hadits adab murid terhadap guru. Nah, jika kamu penasaran ingin mengetahuinya, silahkan bisa simak ilasan artikel ini sampai selesai.
Ada pepatah mengatakan ‘Adab lebih utama daripada ilmu’, bahkan Rasulullah SAW pun di utus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak dan adabnya. Oleh karena itu Allah SWT menempatkan adab sebagai hal yang paling utama.
Adab yang mulia adalah salah satu faktor atau tanda penentu kebahagiaan dan keberhasilan seseorang. Begitupun sebaliknya, jika seseorang kurang adab atau tidak memiliki adab sama sekali maka itu merupakan jurang kehancuran atau tanda jelek bagi orang tersebut.
Diantara adab-adab yang telah disepakati para ulama dalam menuntut ilmu yakni adab murid terhadap syaikh atau gurunya.
Sebagaimana imam Ibnu Hazm pernah berkata:”Para ulama bersepakat, wajibnya memuliakan ahli Al-Qur’an, Ahli islam dan Nabi. Demikian pula wajib memuliakan khalifah, orang yang memiliki keutamaan dan orang yang berilmu.”(Al-Adab As-Syar’iah 1/408)
Hadits Adab Murid terhadap Guru
Ada beberapa hadist adab murid terhadap guru yang harus dimiliki para penuntut ilmu. Berikut adalah penjelasannya!
1. Memuliakan guru
Sebagai umat muslim, memuliakan guru adalah salah satu hal yang sangat dianjurkan. Sebagaimana dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَفِ لِعَالِمِنَا (رواه البزار و احمد)
Artinya:“Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi yang muda, tidak menghormati yang lebih tua dan tidak mengerti hak ulama kami.” (HR. Al-Bazzar dan Ahmad )
Imam Nawawi Rahimahullah juga berkata: “Hendaklah seorang murid memperhatikan gurunya dengan pandangan penghormatan. Hendaklah ia meyakini keahlian gurunya dibandingkan dengan yang lain. Karena hal itu akan menghantarkan seorang murid untuk mengambil banyak manfaat darinya, dan lebih bisa membekas dalam hati terhadap apa yang ia dengar dari gurunya tersebut” (Al-Majmu’ 1/84).
Kerap diantara kita melihat beberapa orang menyalurkan tangan kepada guru dan mencium tangan guru tersebut. Apakah boleh seorang muslim melakukan perkara itu? Jawabannya tentu saja diperbolehkan asalkan aman dari syahwat.
Sebagaimana Shuhaib Maula Ibnu Abbas berkata: “Aku melihat sahabat Ali mencium tangan dan kedua kaki al-Abbas.” (HR. Bukhori dalam al-Adab al-Mufrod no. 976)
Al imam An- Nawawi Rohimahulloh juga mengatakan: “Mencium tangan seseorang lantaran kezuhudan dan kesalehannya atau ilmunya, kemuliaannya, keterjagaannya atau perkara keagamaan semacamnya, bukan makruh tapi di anjurkan. Jika mencium tangan karena kekayaannya, kekuasaannya atau kedudukannya di hadapan penduduk dunia, maka hukumnya makruh yang harus di hindarkan. Abu said Al mutawaly mengatakan tidak boleh dalam perkara tersebut.”
2. Rendah hati kepada guru
Adab kedua yang penting untuk dilakukan agar menjaga adab yaitu dengan rendah hati kepada guru. Sebagaimana Imam An-Nawawi pernah berkata:
ينبغى للمتعلم أن يتوضع لمعلمه ويتأدب معه
Artinya: “Hendaklah seorang murid merendahkan diri terhadap gurunya.”
Kemudian, sahabat Ibnu Abbas RA dengan kemuliaan dan kedudukannya yang Agung, beliau mengambil tali kekang unta milik Zain bin Tsabit RA sembari berkata: “Demikianlah kita diperintah untuk berbuat baik kepada ulama.” (As-Syifa, 2/608)
Al-Khothib telah meriwayatkan dalam kitab Jami’nya bahwa Ibnul Mu’taz berkata: “Orang yang rendah diri dalam belajar adalah yang paling banyak ilmunya sebagaimana tempat yang rendah adalah tempat yang paling banyak airnya.” (Adab at-Tatalmudz hal. 32)
3. Mencontoh akhlaknya
Sebagaimana dalam sebuah hadist yang artinya:”Hendaklah seorang penuntut ilmu mencontoh akhlak dan kepribadian guru. Mencontoh kebiasaan dan ibadahnya. (Tadzkirah Sami’ hal 86)
Dan Imam as-sam’ani rahimahullah menceritakan tentang majelis Imam Ahmad bin hanbal yang dihadiri oleh 5000 orang. Sebagian dari orang tersebut 500 kdang menulis, sementata yang lainnya hanya ingin melihat dan menurut adab dan akhlak Imam Ahmad.(Siyar AlamNubala, 11/316)
4. Mendoakan kebaikan
Hendaklah kita mendo’akan guru, bagaimanapun dia telah memberikan ilmu pengajaran bagi kita. Sebagai dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda:
وَمَنْ أَتَى إِليْكُم مَعْروفاً فَكَافِئُوه فَإِنْ لَمْ تَجِدوا فَادْعُوا لَهُ، حَتَّى يَعلَمَ أن قَد كَافَئْتُمُوه (رواه البخاري)
Artinya:“Apabila ada yang berbuat baik kepadamu maka balaslah dengan balasan yang setimpal. Apabila kamu tidak bisa membalasnya, maka doakanlah dia hingga engkau memandang telah mencukupi untuk membalas dengan balasan yang setimpal.” (HR. Bukhori dalam al-Adab al-Mufrod no. 216, lihat as-Shohihah 254)
5. Jangan berlebihan terhadap guru
Guru juga merupakan manusia biasa. Jadi tidak seharusnya semua perkataan bisa diterima mentah-msnyah tanpa menumbangnya menurut kaidah syar’iah.
Jangan sampai kita termasuk orang yang berlebih-lebihan dengan membela mati-matian ucapan guru. Jika di guru terdapat ada kekeliruan, maka sebaiknya nasehati jangan diikuti salahnya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS At-Taubah ayat 31:
ٱتَّخَذُوٓاْ أَحۡبَارَهُمۡ وَرُهۡبَٰنَهُمۡ أَرۡبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلۡمَسِيحَ ٱبۡنَ مَرۡيَمَ وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُوٓاْ إِلَٰهًا وَٰحِدًا ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبۡحَٰنَهُۥ عَمَّا يُشۡرِكُونَ
Artinya:”Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Dia dari apa yang mereka persekutukan.”
(QS. At-Taubah 9: Ayat 31)
Adapun firman Allah dalam QS An-Nahl ayat 90 . Allah SWT berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيﵚ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِ ۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ
Artinya:”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
(QS. An-Nahl 16: Ayat 90)
Wallahu’alam Bishawab
Akhir kata
Mungkin itulah beberapa hadits adab murid terhadap guru yang dapat kami sampaikan. Semoga memberikan banyak manfaat.
3 Comments